Selamat Hari Lahir Ma ... Kalimat itu selalu ku ucapkan setiap tanggal 5 Juli. Sebelum aku menikah, saat kuucapkan itu, pasti ku cium tanganmu dan ku peluk erat dirimu. Bergantian, mulai dari diriku, adikku yang kedua (Dian) lalu adikku yang terakhir (Indri). Kalau Papa, pasti sudah lebih dulu mengucapkannya ke Mama.
Oh, ya, kami selalu punya hadiah spesial untuk Mama ... kue black forest yang selalu dipesan ke Bu Alun tetangga depan rumahku di Cimandiri Depok dan hadiah yang selalu membuat Mama menangis setiap kali menerimanya dari kami. Aku tanya : " Kok nangis Ma ? Maaf ya Ma, kalau hadiahnya sederhana. Ternyata bukan karena hadiah Mama menangis, tapi karena perhatian dari anak-anaknya yang membuat beliau sedih. Mama bilang : "Bersyukur amat sangat karena sudah dianugerahi 3 anak perempuan yang selalu memperhatikan Mamanya". Jadilah, kami semua menangis juga. Tapi ga lama sih, karena kami semua ga mau diliputi dalam kesedihan. Setelah kita do'a bersama dipimpin oleh Papa, lalu Mama buka kado dilanjutkan dengan makan black forest bersama-sama. Sungguh hal yang sangat menyenangkan.
Setelah aku dan kedua adikku menikah, aku mengucapkannya by phone, kalau adikku sich langsung, makluuum, karena hanya aku saja yang tinggal di Tambun Bekasi, sedangkan kedua adikku masih tinggal di Depok, dekat dengan rumah Mama. Pemesanan Black Forest tidak pernah terlewatkan, tapi makannya nunggu aku ke Depok dulu. Biasanya hari Sabtunya atau Ahad, waktu libur ngajar.
Suasana seperti itu yang selalu aku kangenin. Dan sudah 3 tahun ini, aku dan kedua adikku tidak bisa melakukannya lagi. Karena disetiap hari lahir Mama, hanya do'a yang bisa dipanjatkan.
Setelah kehilangan kedua orang tua kami dalam waktu setahun, Papa meninggal tahun 2009 lalu Mama meninggal tahun 2010, banyak moment-moment indah kebersamaan kami semua yang selalu aku kangenin. Apalagi saat Ramadhan ... karena biasanya Mama selalu membuatkan Nasi Goreng Spesial bagi siapa saja yang khatam Al Qur'an di bulan Ramadhan dan nasi goreng itu kita makan bersama ba'da tarawih, karena di keluarga kami terbiasa makan besar ba'da tarawih. Untuk ini kami jadi berlomba-lomba untuk segera mengkhatamkan Qur'an karena ingin menikmati Nasi Goreng Spesial Ramadhan buatan Mama. Biasanya yang khatam duluan itu Papa, lalu dengan penuh semangat beliau akan menyemangati kami untuk mengkhatamkan Qur'an dan beliau bilang, "Papa itu harus khatam duluan karena harus memberikan contoh yang baik bagi istri dan anak-anaknya." Sungguh aku sangat bangga mempunyai Papa seperti beliau. Papa yang enerjik, tegas tapi juga bisa humoris, dan paling mengesankan adalah perhatiannya yang sungguh luar biasa kepada istri dan anak-anaknya.
Hari ini, di hari spesial Mama ... aku ingin mengucapkan :
" Selamat Hari Lahir Ma ... "
Ma ... dari ketegaran dan kesabaranmu melawan penyakit kanker, engkau telah ajariku untuk menjadi wanita yang kuat dan sabar serta tidak pernah putus asa.
Pa ... dari kehebatan perhatianmu kepada kami semua, engkau telah ajariku untuk menjadi seorang anak dan kakak yang bertanggung jawab.
Aku bersyukur dan bangga karena terlahir dari orang tua seperti Mama dan Papa.
Kita memang bukan keluarga yang kaya harta, tapi kita adalah keluarga yang kaya cinta.
Dan itu semua jauh lebih tinggi dan berharga nilainya dari pada harta.
Semoga kita semua dapat berkumpul kembali mengulang kebersamaan dan keceriaan di Jannah-Nya. Aamiin
Tambun - Bekasi