Jumat, 16 Agustus 2013

Aksi Solidaritas Untuk Mesir

Kaget, tersentak, marah bahkan sedih tak terhingga ketika mendengar serta melihat berita pada hari Rabu, 14 Agustus 2013 tentang Mesir bergolak dan bersimbah darah. Militer Mesir membantai demonstrasi damai Pro Mursi. Pembantaian massal dalam bentuk apa pun tidak akan pernah bisa diterima oleh siapa pun di seluruh penjuru dunia, karena  hal itu sudah melanggar Hak Asasi Manusia.

Untuk saudara-saudaraku di Mesir, tidak ada yang bisa saya lakukan kecuali mendo'akan tiada henti agar kalian semua selalu diberikan kekuatan melawan kezholiman. Aksi damai yang saya ikuti hari ini adalah bentuk solidaritas yang bisa saya lakukan, dan tidak akan pernah bisa sebanding dengan segala perjuangan yang sudah kalian lakukan. Semoga Allah SWT selalu melindungi kalian semua dan memberikan kemenangan. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!




















Tambun - Bekasi

Serunya di Planetarium Jakarta

     Planetarium Jakarta adalah salah satu tempat wisata pendidikan yang menampilkan keadaan alam jagat raya terutama perbintangan dan planet-planet. Letaknya di kawasan Taman Ismail Marzuki, jalan Cikini Raya no 73 Jakarta Pusat. Tempat ini adalah salah satu tempat wisata favorit saya. Sejak di bangku sekolah dasar, saya sudah mengetahui tempat wisata ini. Karena pernah studi wisata ke sana dan sejak saat itu ketertarikan saya terhadap Planetarium Jakarta tumbuh hingga kini. Rasanya tidak pernah bosan untuk mengunjungi tempat ini, yang ada justru selalu ingin kembali lagi.

    Namun, sudah lama saya tidak mengunjungi tempat ini, terakhir ke Planetarium Jakarta tahun 2011. Padahal sewaktu kuliah, saya sering ke sana. Setiap kali liburan sekolah tiba, keinginan untuk mengunjungi Planetarium Jakarta sangat besar namun karena waktu dan kesibukan, belum juga bisa terlaksana. Naaah, pada hari Rabu, 14 Agustus 2013, alhamdulillaah, saya bisa berkunjung lagi ke Planetarium Jakarta ditemani suami tercinta.

    Dari rumah, kami berangkat pukul 14.00 WIB, menuju Bulak Kapal untuk menaiki bus 9A jurusan Bekasi - Senen. Ketika di Jatinegara, tiba-tiba bus 9A yang kami naiki berhenti, ternyata ada masalah dengan kopling bus-nya. Akhirnya semua penumpang dipindahkan ke bus 9A lainnya. Namun, kami tidak ikut serta, karena kami memutuskan untuk naik Bajaj saja melanjutkan perjalanan menuju Taman Ismail Marzuki. Oh ya, sekedar informasi, Bajaj Biru yang kami naiki ternyata tidak seberisik bajaj-bajaj yang dulu pernah saya naiki. Dan Bajajnya pun terlihat lebih bersih dan nyaman untuk dinaiki lho (^_^).

    Tepat pukul 15.30 WIB, kami sampai di kawasan Taman Ismail Marzuki, dan kami langsung memasuki gedung pertunjukan Planetarium Jakarta. Banyak perubahan yang saya lihat di sana sini dan terlihat lebih rapi. Dan begitu masuk ke gedungnya, waaah ternyata sudah ramai sekali, terutama anak-anak. Suami saya langsung menuju ke loket penjualan tiket, antri dulu sebentar. Harga tiketnya Rp 7.000 untuk dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak. Murah bukan ? Suami saya membeli 2 tiket kategori dewasa.

    Setelah membeli tiket, kami langsung menuju musholah untuk sholat Ashar. Karena jam pertunjukannya pukul 16.30 WIB, selesai sholat Ashar, kami memilih duduk-duduk di luar terlebih dahulu. Pukul 16.00 WIB, kami masuk lagi ke gedung, dan ternyata antrian untuk masuk ke ruang pertunjukan sudah panjaaaang. Akhirnya kami memilih untuk langsung masuk dalam barisan antrian, walaupun masih 30 menit lagi pertunjukannya (he he he).

    Pukul 16.15 WIB, semua pengunjung diperbolehkan untuk memasuki ruang pertunjukan dengan menunjukkan tiket masuk tentunya. Kami berdua langsung memilih posisi tempat duduk, dan berada di sebelah Selatan. Di samping saya berderet anak-anak duduk dengan tingkah polah mereka yang lucu. Dalam hati berkata, hmmm, bakalan seru nich kalau nonton pertunjukan banyak anak-anak.

    Tepat pukul 16.30 WIB pertunjukan pun dimulai. Di awali dengan mematikan pencahayaan lampu ruangan. Dan berganti dengan ribuan taburan bintang di ruang pertunjukan. Luar biasa, dan semua pengunjung bertepuk tangan. Buatan manusia saja begitu indahnya, apalagi karya Allah SWT, langit jagat raya, bumi beserta isinya dan keteraturan semua benda-benda langit untuk konsisten dalam pergerakannya. Sungguh tiada tandingannya kehebatan Maha Karyamu Ya Allah. Satu persatu benda-benda langit dipertontonkan, mulai dari bintang-bintang dengan rasi bintangnya juga, matahari dan planet. Berada di ruangan ini seperti mengulang pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (he he he). Oh, ya ... Saat untuk melihat planet, pengunjung seakan-akan naik pesawat antariksa yang akan berkeliling di luar angkasa. Inilah saat yang paling seru, karena saat pesawat itu bergerak, seakan-akan kita pun ikut bergerak naik ke atas, badan seperti bergoyang goyang dan kehebohan pun terjadi, karena semua pengunjung berteriak, bentuk luapan ekspresi kegembiraan, saya pun tidak mau ketinggalan. Ikut hanyut dalam luapan ekspresi kegembiraan tersebut. Selain itu, keseruan lain di ruang pertunjukan adalah saat narator menanyakan ini planet apa, semua pengunjung menjawab dengan kompak, walaupun ada juga yang salah jawabnya tapi tetap semangat memberikan jawaban (he he he). Saya pun termasuk yang selalu menjawab dengan ikutan berteriak saat narator bertanya. Tidak ada rasa malu dan tidak mau kalah dengan suara anak-anak yang ada di samping saya. Justru saya senang sekali dan antusias mengikuti pertunjukan demi pertunjukan hingga selesai. Pertunjukan berlangsung kurang lebih 45 menit. Walaupun hanya 45 menit, tapi bagi saya sangat mengesankan.

    Selesai pertunjukan saya dan suami foto-foto dulu sebentar di depan gedung Planetarium Jakarta. Berhubung kami datang hanya berdua, jadilah sesi fotonya sendiri-sendiri, bergantian jadi fotografernya (^_^). Selesai foto-foto, perut terasa lapar, kami lanjutkan dengan menikmati terlebih dahulu pecel ayam plus es teh manis. Tenda pecel ayamnya ada di seberang Warung Daun tidak jauh dari Taman Ismail Marzuki. Walaupun di pinggir jalan, tapi kami sangat menikmati. Mungkin karena kelaparan banget kali ya (he he he). Selesai makan, adzan maghrib pun terdengar, kami pun sholat maghrib terlebih dahulu kemudian melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Bekasi dengan hati gembira setelah menikmati wisata pendidikan yang murah meriah di Jakarta.

Tambun - Bekasi

Selasa, 06 Agustus 2013

Jalur Alternatif Tambun - Depok

    Mudik ... mudik ... mudik. Semua media menginformasikan seputar mudik & kondisi jalannya. Informasi tentang mudik sangat berharga sekali bagi yang pulang kampung, baik jauh maupun dekat. Minimal, menghindari kemacetan dan mencari jalur alternatif. Saya juga mudik lho, tapi mudiknya dekat. Maklum, hanya ke Depok. Waktu perjalanan dari Tambun maksimal 2 jam kalau macet namun jika tidak macet sekitar 1 - 1,5 jam saja. Tapi jangan salah, walaupun hanya ke Depok, kalau tidak mengetahui jalur alternatif bisa repot juga, bisa terjebak macet berkepanjangan (berdasarkan pengalaman lho ... he3x).

    Sekitar 10 tahun tinggal di Tambun, banyak jalan yang saya & suami tempuh dengan motor untuk mencari jalan agar bisa sampai ke Depok dengan cepat & terhindar dari macet. Mulai melewati jalan yang mulus sampai rusak berlubang pernah dilewati. Bahkan karena melewati jalan yang rusaknya parah banget dalam 1 kali perjalanan pulang dari Depok menuju Tambun, ban motor sampai pecah dua kali. Pengalaman yang menyedihkan.

    Beberapa jalur yang pernah saya dan suami lewati dari Tambun menuju Depok akan saya tulis di sini. Ada yang sudah tidak kami lewati lagi dan ada masih eksis kami lewati sampai sekarang (^_^). Ini jalurnya :

JalurPertama
Tambun - Bulak Kapal - Terminal Bekasi - Pekayon - Jati Asih - Pasar Pondok Gede - Hek - Kp. Rambutan - Pasar Rebo 
Tujuannya Depok Timur : Lanjut Jalan Raya Bogor - Jalan Baru Juanda - Belok ke Gema Insani Press (GIP) - Jalan Alternatif tembus ke Jalan Raya Keadilan.
Tujuannya Kukusan Beji Depok : Dari Pasar Rebo : Tanjung Barat - Lenteng Agung - Bunderan UI - Masuk ke UI (karena rumah mertua di belakang UI ... he he he) - Keluar pintu UI di Fakultas Tekhnik atau di Kelurahan.
Jalur ini sudah tidak pernah kami lewati lagi, jalur paling lama karena di Pasar Pondok Gede macet banget.

Jalur Kedua
Tambun - Kampung Utan - Setu - Cileungsi - Jalan Alternatif Transyogi (Kota Wisata dll) - Belok ke Jalan samping Karno's Studio - Gas Alam - Jalan Raya Bogor
Tujuannya Depok Timur : Jalan Raya Bogor - Jalan Baru Juanda - Belok ke Gema Insani Press (GIP) - Jalan Alternatif tembus ke Jalan Raya Keadilan.
Tujuannya Kukusan Beji Depok : Jalan Raya Bogor - Jalan Baru Juanda - Margonda Raya - Stasiun Pondok Cina - Masuk ke UI (Jalan depan Balairung UI) - Jalan ke arah Stadion UI (Kelurahan).
Jalur ini sebenarnya enak untuk dilewati. Kanan kiri banyak pohon, pokoknya adem dan teduh banget dech lewat sini. Tapi sayang, sekarang jalan sepanjang Setu - Cileungsi rusak, tidak hanya berlubang tapi juga bergelombang, butuh konsentrasi dan kehati-hatian yang ekstra melewati jalur ini. So, kami tidak melewati jalur ini lagi.

Jalur Ketiga
Tambun - Bulak Kapal - Terminal Bekasi - Pekayon - Jati Asih - Jalan Raya Kodau - Jalan Raya Alternatif JOR Jatiwarna - Jalan Raya Hankam  - Cipayung - Terminal Kampung Rambutan - Pasar Rebo
Tujuannya Depok Timur : Lanjut Jalan Raya Bogor - Jalan Baru Juanda - Belok ke Gema Insani Press (GIP) - Jalan Alternatif tembus ke Jalan Raya Keadilan. 
Tujuannya Kukusan Beji Depok : Dari Pasar Rebo : Tanjung Barat - Lenteng Agung - Bunderan UI - Masuk ke UI (karena rumah mertua di belakang UI) - Keluar pintu UI di Fakultas Tekhnik atau di Kelurahan.
Naaahhh , jalur ketiga ini yang selalu kami lewati sekarang. Karena daerah macetnya hanya sedikit jadi lebih cepat sampai ke Depok. Memang sich banyak belak beloknya tapi tetap nyaman untuk dilewati (^_^).

    Oke teman-teman, selamat berlibur dan bermudik ria ya. Nikmati segala kebersamaan dengan keluarga besar tercinta. Saya dan keluarga mengucapkan : 

Taqabbalallaahu Minna Wa Minkum
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin 


                                                           
Tambun - Bekasi

Jumat, 02 Agustus 2013

Kunci Kehebatan Finlandia

     

    Setiap kali mendengar nama negara ini, selalu ada yang menggelitik di kalbu dan mengundang rasa penasaran yang tinggi. Negara penghasil telepon genggam Nokia & negeri kelahiran Angry Birds ini memang sangat terkenal dengan sistem pendidikannya & merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

    Sangat mencengangkan karena hampir semua gurunya di sana merupakan lulusan S2, dan profesi guru adalah profesi yang dibanggakan dan terhormat dibandingkan dengan profesi-profesi lain. Rekor prestasi siswanya pun  sangat luar biasa, terbukti dalam ajang lomba membaca, matematika dan sains tingkat dunia diraih semuanya oleh siswa-siswa dari Finlandia.

    Selidik punya selidik ternyata di Finlandia "membaca" merupakan kegiatan aktif yang sudah dimulai sejak usia dini. Buku anak-anak banyak sekali diterbitkan dibandingkan dengan negara-negara lain. Tujuan penerbitan buku bacaan anak-anak itu agar sejalan dengan program yang dicanangkan di sana yaitu membiasakan membaca sejak usia dini.

    Selain yang saya paparkan di atas, masih banyak lagi alasan-alasan mengapa Finlandia mendapat predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Namun, untuk kali ini saya hanya menggaris bawahi tentang kebiasaan membaca yang sudah diterapkan sejak usia dini, karena hal ini sudah diajarkan dalam Islam sejak wahyu pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yakni dalam surat Al Alaq ayat 1 - 5. Di mana ditekankan kepada kita untuk membaca, membaca dan membaca. Sungguh , Islam agama yang luar biasa, yang ajarannya begitu dashyat, mengajarkan kebaikan dan keagungan dalam mencari ilmu. Dan terpampang nyata, negara yang sudah mempraktekan ajaran Islam ini untuk membaca, negara itu menjadi negara yang hebat dan diakui kehebatannya oleh dunia.

    Malu rasanya kalau kita yang sebagai Muslim / Muslimah tidak menyenangi dan membiasakan diri untuk membaca. Padahal sangat jelas dengan membaca akan membuat kita menjadi insan-insan yang berilmu. Dan orang yang berilmu tidak akan diremehkan oleh orang lain. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kehebatan membaca di negara Finlandia dan mempraktekkannya langsung dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tambun - Bekasi