Kamis, 22 Mei 2014

Kerinduan yang Memuncak

Tahun 2009 dan 2010 merupakan tahun kesedihan bagi saya dan kedua adik perempuan saya. Pada tanggal 26 September 2009, ayah berpulang ke Rahmatullaah akibat adanya pengentalan darah di otak dan tahun berikutnya ibu menyusul, tepatnya tanggal 5 Oktober 2010, setelah satu tahun  berjuang dengan penyakit kanker serviksnya. Tidak pernah terbayangkan akan kehilangan kedua orang tua yang hebat dalam waktu 1 tahun.

Kesedihan yang luar biasa tak terbendung. Air mata mengalir deras membasahi mukena dan sajadah. Merindukan canda tawa mereka selalu hadir setiap saat. Bayangan kebersamaan yang indah selalu mencuat.

Hari, bulan dan tahun berganti. Mulai terbiasa tidak menatap wajah mereka lagi. Tapi, ada 1 kehilangan teramat sangat saya rasakan, kesempatan yang takkan pernah saya dapatkan lagi yaitu kehilangan do'a restu mereka. Do'a restu yang selalu menyertai saat saya ujian sekolah, ujian skripsi, menikah bahkan saat saya berjuang melahirkan anak pertama. Do'a mereka menjadi kekuatan tersendiri bagi saya.

Wajah ayah dan ibu takkan pernah terhapus sampai kapan pun, canda tawa mereka terekam permanen dalam putaran kehidupan. Kalau saat ini ada kerinduan yang memuncak dalam dada, kerinduan itu adalah kerinduan akan do'a restu orang tua, karena ... do'a restu mereka sudah berhenti di tanggal 5 Oktober 2010 dan takkan pernah saya dapatkan lagi.
 

Tambun - Bekasi