Senin, 29 Desember 2014

KOTA TUA

Sebenarnya jalan-jalan ke Kota Tua tidak masuk dalam rencana liburan kali ini, tapi entah kenapa, suami tiba-tiba, kemarin ... Ahad, 28 Desember 2014, pulang dari kerja bakti di Mesjid Jami Al A'laa dekat rumah kami langsung bilang "Kita ke KoTu yuuk ...".  Saya tanya "Kapan?" Suami jawab "Sekarang". Padahal waktu itu sudah jam 10.30 WIB.  Suami bilang, kita berangkat jam 11.00 WIB. Tanpa ba-bi-bu lagi, langsung saya dan suami bersiap-siap untuk pergi ke Kota Tua Jakarta.

Molor 30 menit dari rencana awal, akhirnya berangkat dari rumah jam 11.30 WIB (hehehe) ... Dari rumah saya dan suami naik motor sampai Stasiun Bekasi. Dekat stasiun, suami menitipkan motor di tempat penitipan motor yang letaknya tidak jauh dari gerbang Stasiun Bekasi, karena suami tidak bisa parkir di dalam area stasiun. Parkiran di area stasiun khusus bagi yang berlangganan. Sedangkan suami bukan pelanggan parkir di sana.

Pukul 12.10 WIB, saya dan suami sudah berada di dalam Stasiun Bekasi, setelah membeli tiket commuterline untuk tujuan Stasiun Kota, kita langsung menuju musholla yang ada di dalam stasiun, karena waktu sholat dzuhur telah masuk. Setelah sholat dzuhur, saya dan suami menuju peron arah Stasiun Kota. Tidak lama, kereta menuju Stasiun Kota pun datang. Alhamdulillaah ... dapat tempat duduk.

Saya sangat menikmati perjalanan dalam kereta. Soalnya keretanya enak, dingiiiin dan tidak penuh (norak ya). Saya pun menghafalkan nama-nama stasiun, dimulai dari Stasiun Kranji sampai Stasiun Jatinegara karena walaupun tinggal di Bekasi sudah 11 tahun tapi baru kali ini naik kereta dari Stasiun Bekasi (hadeeuuh kemana aja sich selama ini) ... Naaah, kalau dari Stasiun Manggarai sampai Kota, saya masih hafal.

Setelah menikmati perjalanan dari satu stasiun ke stasiun lainnya, akhirnya sampai juga di Stasiun Kota. Penuh dan ramai itulah gambaran Stasiun Kota. Keluar dari Stasiun Kota, kami langsung menyeberang dan berjalan kaki menuju Kota Tua. Sepanjang kami berjalan kaki, sudah penuh dengan orang-orang, baik arah menuju Kota Tua maupun yang dari Kota Tua.

Begitu memasuki kawasan Kota Tua ... waaaaaahhh, rame bangeeeettt. Saya melihat, seorang anak perempuan sedang naik sepeda, tapi dia bingung mau kemana, karena terlalu banyak orang. Kalau begini,  tidak bisa naik sepeda nich ... ruang gerak untuk sepeda sangat terbatas. Akhirnya kami berjalan-jalan mengitari kawasan Kota Tua.  Belum lama kami berjalan, perut terasa keroncongan,  tapi saya dan suami tidak ingin makan nasi. Setelah lihat-lihat makanan yang ada di sana, pilihan kami jatuh pada mie ayam. Awalnya pesan mie ayam aja, tapi ternyata kurang, perut masih terasa lapar, akhirnya pesan ketoprak, pas banget, tukang jualannya di sebelah tukang mie ayam. Pesannya 1 piring aja sich, jadilah kami makan ketoprak satu piring berdua, biar romantis (^_^)

Setelah memenuhi hak perut, kami lanjutkan keliling-keliling. Oh, ya ... di sana kami berfoto dengan salah satu pejuang Indonesia yaitu Panglima Besar. Sudirman tapi bukan Sudirman asli (he he he). Bergantian, saya dan suami berfoto. Selesai foto-foto, kami lanjutkan dengan keliling-keliling lagi. Cape keliling, akhirnya kami duduk dekat boneka-boneka yang isinya orang, yang paling saya suka Masha. Lucuu ... Lagi asyik duduk-duduk, saya melihat ada seorang nenek yang lagi asyik ber-selfie-ria ... Waduuuhhh, kalah eeuuuyyy sama nenek-nenek (^_^)

Menjelang Ashar, kami langsung menuju musholla yang ada di depan Pusat Grosir Kota Tua. Lebih awal ke sana, biar tidak antri di kamar mandi dan tempat wudhunya. Setelah sholat Ashar, kami langsung pulang, menuju ke Stasiun Kota lagi. Tiba di Stasiun Kota, kaget bukan kepalang, banyak banget orang seperti lautan manusia. Bahkan untuk mencharge tiket commuterline, antriannya itu panjaaaaang. Penuh sesak, susah nafas ... melihat situasi seperti itu, suami langsung mengambil keputusan untuk keluar lagi, dan membeli tiket di Stasiun Jayakarta saja. Akhirnya, saya dan suami pun meninggalkan Stasiun Kota, dengan menaiki Bajaj Biru kami menuju Stasiun Jayakarta. 

Sesampainya di Stasiun Jayakarta, pemandangan yang sangat kontras ... sepiiiii bangeettt. Dan dengan cepat kami pun bisa mendapatkan tiket untuk menuju Stasiun Bekasi. Dengan menaiki anak tangga yang lumayan banyak, akhirnya kami pun bisa istirahat sejenak di Stasiun Jayakarta. Tidak menunggu lama, kereta menuju Stasiun Bekasi pun datang. Alhamdulillaah, saya masih dapat tempat duduk, tapi kalau suami harus rela untuk berdiri dulu sampai Stasiun Buaran, barulah di Stasiun Buaran, suami bisa duduk, karena banyak penumpang yang turun. 

Begitulah perjalanan kami menikmati hari Ahad, liburan yang dadakan tapi menyenangkan. Untuk kalian semua, selamat berlibur dan selamat menikmati liburan juga ya ...


Tambun - Bekasi