Senin, 11 April 2011

Status di Facebook



Kurang lebih 15 bulan saya masuk menjadi bagian dari jejaring sosial facebook. Selama kurun waktu 15 bulan itu beragam sekali status-status yang dibuat oleh teman-teman yang menjadi pertemanan di facebook. Ada yang serius, ada yang memberi nasehat, ada juga yang memberi semangat bahkan ada juga yang lucu.

Mengerutkan dahi, tersenyum simpul bahkan tertawa sendiri saat membaca status-status yang dibuat oleh teman-teman di facebook ini. Adakalanya ikut merasakan kebahagiaan saat yang membuat status tentang kebahagiaan, adakalanya juga merasakan kesedihan yang mendalam saat teman membuat status tentang hal-hal yang menyedihkan, semuanya campur aduk menjadi satu saat kita membaca status teman-teman kita di facebook.

Bagi saya, apapun dan bagaimana pun model status mereka, itu adalah hak mereka. Kalau kita suka kita tinggal memberikan "jempol" kita atau bahkan bisa kita komentarin, tapi kalau tidak suka kita bisa mengambil sikap yang lebih arif dan bijaksana yaitu "diamkan" saja. Kalaupun kita ingin menegur bisa dilakukan lewat "inbox" sehingga tidak membuat orang lain tersinggung.

Untuk saya pribadi yang menjadi catatan dalam membuat status adalah :
1. Status tidak menyakiti / menghina orang lain.
2. Status adalah real/nyata apa yang terjadi atau apa yang kita lakukan.
3. Status bisa bermanfaat untuk orang lain (mudah-mudahan).
4. Status bisa menghibur diri dikala sedih kalaupun ternyata bisa menghibur orang lain juga , Alhamdulillaah.

Jadi, apapun model status kita, semua itu kembali kepada diri kita masing-masing. Karena bisa jadi dari status-status yang kita buat, orang lain akan menilai bagaimana diri kita ini. Walaupun mereka belum pernah bertemu secara langsung dengan kita.

Tambun - Bekasi

Jumat, 01 April 2011

Kesempurnaan Cinta Seorang Ibu



Hari ini kubelajar dari seorang Ibu yang sangat sederhana tapi cintanya begitu sempurna untuk buah hatinya yang kurang sempurna. Karena buah hatinya tidak bisa mendengar dan mengalami kesulitan dalam berbicara.
Menurutku sangat menguras energi ketika sang Ibu berkomunikasi dengan buah hatinya, tapi ketika ku amati lebih lama lagi, ternyata tidak. Ibu itu begitu menikmati setiap suku kata yang keluar dari mulutnya untuk di pahami oleh buah hatinya. Begitu sabar dan telatennya ibu itu, sampai akhirnya, buah hatinya paham betul apa yang ingin dikatakan oleh Ibu itu. Ku lihat rona keceriaan dan kebahagiaan di wajah anak itu.

Di waktu yang sama, ku melihat seorang Ibu yang memiliki anak nyaris sempurna, tidak ada cacat fisik dalam diri anak itu. Tapi, entah kenapa, ibu itu begitu mudah mengeluarkan kata-kata yang sangat tidak baik terhadap anaknya sendiri hanya karena anak itu menumpahkan botol minuman secara tidak sengaja padahal anak itu masih usia TK. Ku lihat rona kesedihan dan ketakutan di wajah anak itu.

Suatu pemandangan yang sangat kontras memang. Tapi begitu menakjubkan untuk diriku.

Ternyata : " Kesempurnaan cinta seorang Ibu bukan lahir karena memiliki anak yang sempurna tapi lahir dari kemulyaan hati seorang Ibu yang bisa menerima segala ketidaksempurnaan buah hatinya dengan penuh rasa syukur."

Tambun - Bekasi